3.2.09

Ibrahim Gidrach Zakir


Gerakan Moral dan Perjalanan Yang Belum Usai

Ibrahim Gidrach Zakir alias Bram Zakir. Dia mati, akhir Januari lalu. Mati- secara fisik setelah 58 tahun hidupnya. Yang hidup pasti akan mati. Tapi tunggu, Bram sesungguhnya tidaklah mati. Ia hanya menitipkan kenangan—dan semangat perjuangan kemanusiaan.

Sebagai pemuda—manusia merdeka. Ia mencatatkan bahwa revolusi adalah sebuah praktek. Kerja yang dilakukan, membongkar selubung kepalsuan atas kesadaran yang dijejalkan dalam kepala-kepala tanpa makna. Dari Trisakti ke UI. Ia memang tak mendapatkan apa-apa. Suatu gelar yang dikejar. Tapi dia adalah Bram, dalam darahnya telah mengalir semangat berlawan.

Dari Matraman hingga Sawangan. Dinamika persekawanan, mendidik rakyat dengan pergerakan. Bram kini berdiam, dalam selubung tanah merah. Tapi, Bram, masih menyusuri jalan. Sebuah gerakan-perjuangan yang tetap dilangsungkan. Front Perjuangan Pemuda Indonesia, turut berasa kehilangan. Selamat jalan kawan.




1 comment:

Anonymous said...

Memang tak semua orang
Bisa paham akan apa yang kita lakukan
tapi,
Pilihan menjadi melati
Yang harumnya selalu dirindukan
Suatu hari pasti jatuh ke bumi

Insya Allah
Perjuangan akan diteruskan!

Satu legenda sudah di simpan dalam kenangan
selamat jalan...

nana